Menghitung biaya listrik di rumah adalah langkah penting untuk mengelola keuangan dan memastikan konsumsi listrik yang efisien. Dengan mengetahui cara menghitung biaya listrik, Anda bisa mengatur penggunaan energi dan meminimalkan pengeluaran.
Artikel kali ini akan membahas cara menghitung biaya listrik secara singkat, namun mudah dipahami. Yuk, disimak!
Langkah pertama dalam menghitung biaya listrik adalah memahami golongan tarif listrik yang berlaku. Tarif listrik di Indonesia bervariasi berdasarkan golongan pelanggan yang ditentukan oleh PLN. Beberapa golongan tarif listrik yang umum, di antaranya:
Tarif untuk rumah tangga dengan daya 1.300 VA dan 2.200 VA.
Tarif untuk rumah tangga dengan daya 3.500 VA hingga 5.500 VA.
Tarif untuk rumah tangga dengan daya 6.600 VA ke atas.
Tarif per kWh bervariasi tergantung golongan tarif tersebut dan informasi terkini bisa dilihat di situs resmi PLN atau pada tagihan listrik Anda.
Untuk menghitung biaya listrik dengan akurat, penting untuk melakukan pengecekan dan pencatatan penggunaan peralatan listrik di rumah. Anda dapat mengikuti beberapa langkah di bawah ini.
Langkah pertama adalah membuat daftar semua peralatan listrik yang ada di rumah Anda. Langkah ini penting karena setiap perangkat berkontribusi terhadap total konsumsi listrik bulanan. Berikut adalah beberapa contoh peralatan yang perlu Anda catat.
Catat jenis dan jumlah lampu yang Anda gunakan di setiap ruangan.
Catat setiap kipas angin yang digunakan, baik yang berdiri, menempel di dinding, maupun kipas meja.
Jangan lupa mencatat setiap unit televisi, termasuk ukurannya karena daya yang dibutuhkan bisa berbeda.
AC merupakan salah satu peralatan yang memakan banyak energi, jadi catat dengan detail.
Biasanya kulkas beroperasi sepanjang hari, sehingga konsumsi dayanya cukup signifikan.
Catat berapa kali mesin cuci digunakan per minggu dan berapa lama setiap kali penggunaan.
Anda dapat mengecek microwave, oven listrik, rice cooker, blender, dan sebagainya.
Setelah mencatat semua peralatan listrik, langkah berikutnya adalah memeriksa daya listrik masing-masing peralatan. Daya listrik ini biasanya tertera pada label di perangkat atau dalam buku panduan. Daya listrik dinyatakan dalam satuan watt (W). Berikut adalah beberapa cara untuk memeriksa daya listrik.
Banyak peralatan listrik memiliki label yang menunjukkan daya listriknya. Label ini biasanya ditemukan di bagian belakang atau bawah perangkat.
Jika label tidak jelas atau sulit ditemukan, periksa buku panduan atau manual peralatan yang biasanya menyertakan informasi daya listrik.
Jika Anda tidak memiliki akses ke label atau buku panduan, Anda dapat mencari spesifikasi perangkat secara online menggunakan merek dan model perangkat.
Contohnya saja, sebuah lampu LED mungkin memiliki daya 10 watt, kipas angin memiliki daya 75 watt, televisi LED 32 inci mungkin memiliki daya sekitar 60 watt, dan AC 1 PK mungkin memiliki daya sekitar 800 watt.
Langkah terakhir adalah mencatat berapa lama setiap peralatan digunakan setiap hari. Hal ini penting untuk menghitung total konsumsi energi harian setiap perangkat. Berikut adalah cara yang bisa Anda lakukan.
Tentukan dan catat berapa jam per hari setiap peralatan digunakan. Misalnya, berapa jam lampu di ruang tamu menyala, berapa lama AC dinyalakan, dan berapa jam televisi ditonton.
Untuk peralatan yang tidak digunakan setiap hari, seperti mesin cuci, catat frekuensi penggunaannya dalam seminggu dan hitung rata-rata harian. Misalnya, bila mesin cuci digunakan 3 kali seminggu selama 1 jam setiap kali penggunaan, rata-rata penggunaannya adalah sekitar 0,43 jam per hari.
Perhatikan aktivitas sehari-hari Anda yang bisa mempengaruhi penggunaan peralatan. Misalnya, selama akhir pekan mungkin Anda menggunakan lebih banyak peralatan listrik dibandingkan hari kerja.
Anda dapat melihat contohnya ketika lampu ruang tamu menyala selama 5 jam setiap hari. Kipas angin digunakan selama 8 jam sehari. Televisi digunakan selama 4 jam setiap hari. AC dinyalakan selama 6 jam sehari pada malam hari maupun kulkas beroperasi selama 24 jam sehari.
Untuk menghitung biaya listrik per hari, Anda dapat mengikuti langkah berikut ini.
Gunakan rumus berikut untuk setiap peralatan:
Konsumsi Harian (Wh) = Daya Listrik (Watt) x Lama Penggunaan (jam)
Contoh: Jika Anda menggunakan kipas angin 75 watt selama 8 jam sehari
Konsumsi Harian (Wh) = 75 Watt x 8 jam = 600 Wh
Jumlahkan konsumsi harian semua peralatan dan konversikan ke kWh (1 kWh = 1.000 Wh).
Setelah mengetahui total konsumsi harian dalam kWh, hitung biaya listrik per hari dengan rumus berikut ini.
Biaya Listrik Per Hari = Total Konsumsi Harian (kWh) x Tarif Listrik per kWh
Contoh: Jika total konsumsi harian 10 kWh dan tarif listrik Rp 1.467 per kWh (Dibuatkan data tarif per golongan)
Biaya Listrik Per Hari = 10 kWh x Rp1.467 = Rp 14.670
Untuk menghitung biaya listrik per bulan, kalikan biaya harian dengan jumlah hari dalam sebulan.
Biaya Listrik Per Bulan = Biaya Listrik Per Hari x 30
Contoh: Jika biaya listrik per hari Rp 14.670
Biaya Listrik Per Bulan = Rp 14.670 x 30 = Rp 440.100
Selain efisiensi penggunaan listrik, keamanan instalasi listrik juga sangatlah penting. Menggunakan kabel berstandar SNI, seperti kabel tipe NYM dari Wilson Cables, dapat memastikan instalasi listrik di rumah Anda aman dan tahan lama. Kabel NYM memiliki isolasi ganda yang membuatnya lebih aman dan tahan terhadap suhu tinggi serta kelembapan, mengurangi risiko korsleting dan kebakaran.
Wilson Cables menyediakan kabel berkualitas tinggi yang telah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI), memberikan kepercayaan ekstra bahwa instalasi listrik Anda memenuhi standar keselamatan yang ketat. Dengan demikian, selain menghemat biaya listrik, Anda juga memastikan keamanan rumah Anda.